Senin, 01 April 2013

laporan manajemen bisnis



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam dunia bisnis, penguasaan pasar tentunya menjadi salah satu poin penting bagi para produsen. Dan keberadaan sebuah Merek, menjadi simbol serta identitas tersendiri dalam peluncurkan sebuah produk ke pasaran. Dalam ilmu marketing sendiri, keberadaan sebuah Merek menjadi bagian dari strategi promosi yang dapat  menarik minat konsumen hingga taraf loyalitas tertentu dan terus meningkat seiring terkenalnya Merek tersebut dipasaran. Sedangkan bagi para konsumen, keberadaan Merek menjadi sebuah alat bantu dalam  mengenali dan mengetahui kualitas produk, sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk membeli sebuah produk. Jadi tidaklah salah, bila banyak pelaku bisnis menjadikan merek produk sebagai ujung tombak bagi perusahaannya agar bisa memenangkan persaingan pasar.
Praktikum acara ketiga manajemen bisnis ini dilakukan kunjungan disuatu industri obat herbal, hal ini dimaksudkan agar kita para praktikan mengetahui bagaimana suatu industri mampu survive dengan adanya persaingan usaha yang semakin ketat. Dari sini kita dituntut untuk mengetahui fungsi-fungsi dari perusahaan atau industri yang ada enam hal. Kita juga dituntut mengetahui hubungan industri satu dengan industri yang lain yang memiliki relasi bisnis tersendiri dan berbeda untuk masing-masing industri, dan memahami pemasaran dalam manajemen industri itu sedniri.
Proses pemasaran yang gencar akan membuat produk lebih ramai dipasaran, tapi tidak semua industri melakukan pemasaran yang gencar untuk produknya, ada beberapa yang hanya mengikuti kepercayaan konsumen atas mutu produk yang ditawarkan. Maka dari itu kita melakukan kunjungan industri agar kita lebih memahami fungsi pemasaran serta imbasnya terhadap produk yang dipasarkan.
B.     Tujuan Praktikum
1.      Memahami 6 fungsi perusahaan industri didalam Manajemen Bisnis
2.      Memahami fungsi pengembangan produk dalam Manajemen Bisnis
3.      Memahami fungsi pengadaan bahan baku dalam Manajemen Bisnis
4.      Memahami fungsi proses transformasi/ produksi dalam Manajemen Bisnis
5.      Memahami fungsi Manajemen Internal (keuangan, administrasi, dsb) dalam Manajemen Bisnis
6.      Memahami fungsi pemasaran dalam Manajemen Bisnis
7.      Memahami fungsi Hubungan Industrial dalam Manajemen Bisnis.





















BAB II
LANDASAN TEORI

Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global seperti sekarang ini menjadi pemicu bagi banyak organisasi perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki, serta mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam persaingan yang semakin kompetitif. Teknologi yang juga berkembang pesat menjadi sebuah kekuatan untuk diterapkan dalam iklim persaingan (Bramanto, 2010).
Hubungan industrial adalah hubungan dalam industri antara pihak-pihk yang terlibat dalam proses produksi. dalam proses produksi, karyawan harus dianggap sebagai mitra dari pengusaha dan manajemen, sebab tanpa karyawan proses produksi tidak mungkin dapat belangsung. Maka demi tercapainya keberhasilan proyek, upaya-upaya menciptakan hubungan industrial yang harmonis di lapangan merupakan hal yang sangat penting (Istijanto, 2007).
Promotion (promosi) merupakan komunikasi yang di lakukan oleh perusahaan dengan konsumen. promosi bisa ditujukan untuk memberitahukan, membujuk konsumen untuk membeli, memengaruhi konsumen supaya menyukai produk, menancapkan merk di benak konsumen, dan sebagainya. Pemasaran selalu berhubungan dengan customer atau pelanggan. Pelanggan adalah konsumen yang membeli secara rutin suatu produk ( Dipohusodo, 1996).
Fungsi kegiatan pemasaran didasarkan pada pengalihan kepemilikan barang dan jasa dari bisnis untuk konsumen, dengan demikian, ada carning penghasilan. fungsi pemasaran menentukan kebutuhan dan preferensi konsumen dan mengembangkan memasok produk yang cocok atau jasa untuk memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi. Tugas pemasaran dilakukan dengan menentukan strategi pemasaran, yang mencakup pilihan target pasar dan bauran pemasaran  atau disebut 4p (Kroon, 1990).


























BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.    Alat dan Bahan
1.      Alat
-          Alat tulis
-          Alat transportasi
2.      Bahan
-          Modul praktikum
-          PT. Salama Nusantara
B.     Prosedur Praktikum
1.      Melakukan kunjungan ke PT. Salama Nusantara
2.      Melakukan wawancara yang berkaitan dengan manajemen bisnis yang diterapkan dalam PT. Salama Nusantara
3.      Mengisi tabel panduan wawancara sesuai dengan kondisi PT. Salama Nusantara
4.      Membuat laporan terkait pengelolaan bisnis dari kunjungan industri di PT. Salama Nusantara.














BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
Wawancara saat kunjungan industri
1.      Sejarah Perusahaan.
Sejarah dari perusahaan yang dikunjungi meliputi segala hal yang menyangkut awal berdirinya perusahaan tersebut.
1.      PT. Salama Nusantara berdiri sejak tahun 2003, tapi produk masih dikemas menggunakan plastik biasa.
2.      Pada tahn 2007, produk mulsi dikemas menggunakan kemasan kardus (kotak karton).
3.      PT. Salama Nusantara didirikan oleh Bapak Maryono, bermaksud meneruskan perjuangan kedua orang tua nya yang dahulu penjual jamu gendong.
2.      Pengembangan Produk
a.       Bagaimana menciptakan ide pertama kali membuat produk?
b.      Bagaimana mengetahui produk yang diinginkan konsumen?
c.       Bagaimana cara menerjemahkan produk yang diinginkan konsumen menjadi produk dilantai produksi?
d.      Adakah evaluasi terhadap produk secara berkala?
e.       Siapa atau bagian apa yang bertanggung jawab terhadap pengembangan produk?
f.       Adakah metode umpan balik dari pasar mengenai produk yang diinginkan?

     Menjawab pertanyaan    pengembangan produk.
a.       Menciptakan produk baru atas usul dari prof. Sudji Pramono untuk ditambah benalu teh
b.      Produk yang diinginkan konsumen dilihat dari saran yang masuk dari konsumen
c.       Produk yang diinginkan konsumen mulai diproduksi setiap proses produksi, tidak hanya jika ada pesanan dari konsumen. jadi produk yang diminta juga diproduksi terus-menerus.
d.      Evaluasi produk secara berkala dan dilakukan inovasi produk seperti menciptakan produk baru, dan survey terhadap ranah pemasaran
e.        Penanggung jawab pengembangan produk diampu oleh pemiliknya sendiri, yaitu Bapak Maryono.
f.       Umpan balik dari produk yang diinginkan konsumen yaitu dengan adanya penambahan produk baru seperti temulawak, jahe merah, kunir putih, secang dan lain-lain.
3.      Pengadaan Bahan Baku
a.       Bahan baku utama dan bahan tambahan yang dipergunakan
b.      Cara mendapat bahan tersebut
c.       Bagaimana cara menjaga kontinuitas ketersediaan bahan baku?
d.      Hubungan dengan supplier
e.       Jumlah supplier yang ada
f.       Metode khusus dalam pengelolaan persediaan bahan baku?
g.      Komponen biaya yang mungkin dikeluarkan untuk melakukan pemesanan bahan baku
h.      Berapa lama biasanya tenggang waktu pemesanan bahan baku?
i.        Komponen biaya yang mungkin dikeluarkan untuk penyimpanan bahan baku di gudang.
Menjawab pertanyaan pengadaan bahan baku.
a.       Bahan baku utama: Buah Mahkota Dewa. Bahan baku tambahan: Benalu teh, temulawak, jahe merah, kunir putih, secsng dan lain sebagainya.
b.      Bahan baku ada yang diambil dari petani sekitar dan ada yang ditanam sendiri. Untuk teh diambil dari petani di pegunungan
c.       Kontinuitas atau kelanjutan bahan baku dijaga dengan adanya kontrak dengan supplier, sehingga tidak terjadi kekurangan bahan baku
d.      Hubungan supplier dan industri dijain dengan kontrak atau langganan
e.       Supplier yang ada tidak disebutkan jumlahnya, tapi kebanyakan yang menjadi supplier adalah petani didaerah tersebut
f.       Metode khusus pengolahan bahan baku yaitu dengan menerima semua kiriman supplier kemudian ditangani agar tidak terjadi kerusakan bahan sebelum diproses lebih lanjut
g.      Komponen biaya tidak dinyatakan
h.      Tenggang waktu pemesanan biasanya satu hari setelah pemesanan
i.        Biaya penyimpanan bahan baku tidak dinyatakan.

4.      Proses Transformasi atau Proses Produksi
a.       Tahapan proses produksi/ Flow proses
b.      Apakah proses produksi menggunakan sistem manual atau mesin
c.       Mesin itu dipesan khusus atau sudah banyak dipasaran?
d.      Cara yang dilakukan perusahaan jika kapasitas produksi yang ada tidak bisa memenuhi permintaan yang ada?
e.       Bagaimana cara pengendalian kualitas yang ditetapkan?
f.       Apakah ada penundaan (delay) selama proses produksi?
g.      Upaya peningkatan produktivitas yang dilakukan perusahaan.
      Menjawab pertanyaan      pont ke empat
a.       Mahkota dewa      di iris       dikeringkan                                                                                                                                                                      
dikemas.
Teh hijau      di oven
      dikemas.   
b.      Proses produksi secara manual, tetapi pengemasan menggunakan mesin
c.       Mesin pengemasan yang digunakan seperti mesin pengemas pada umumnya
d.      Jika permintaan menambah, maka perusahaan menambah beberapa pekerja harian agar permintaan terpenuhi
e.       Pngendalian kualitas yang ditetapkan di uji di laboratorium atas bantuan UMKM yang menaungi PT. Salama Nusantara
f.       Tidak ada keterangan yang menyatakan ada nya delay (penundaan)
g.      Upaya peningkatan produktivitas yaitu dengan menambah produk yang diinginkan konsumen.
    
5.      Manajemen Internal
a.       Sumber dana keuangan berasal dari mana?
b.      Siapa atau bagian apa yang bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan?
c.       Bagaimana pengaturan pembagian kerja?
d.      Cara mengatur jadwal kerja pekerja?
e.       Tingkat kemampuan pekerja yang diperlukan untuk mengoperasikan mesin/peralatan
Menjawab persoalan poin kelima.
a.       Sumber dana berasal dari pemilik sendiri, yaitu Bapak Maryono dan beberapa relasi bisnis
b.      Yang bertanggung jawab atas keuangan yaitu Bapak Maryono sendiri
c.       Pengaturan pembagian kerja tidak dinyatakan
d.      Pengaturan jadwal pekerja tidak dinyatakan
e.       Pekerja yang ahli dalam pengoperasian mesin yang digunakan seperti mesin pengemasan.
6.      Hubungan Industrial
a.       Jenis tenaga kerja produksi yang ada
b.      Apakah ada serikat kerja?
c.       Sistem penggajian berdasarkan UMR ata standar grading?
d.      Adakah bentuk-bentuk CSR perusahaan? Seperti apa?
e.       Bagaimana menjaga kestabilan usaha dengan warga/ masyarakat sekitar?

Menjawab persoalan poin ke enam
a.       Tenaga kerja yang tetap dan beberapa tenaga kerja part time ketika terjadi lonjakan permintaan konsumen
b.      Serikat pekerja terkait/ terhubung langsung dengan pemilik PT. Salama Nusantara
c.       Sistem pengggajian tidak dinyatakan
d.      CSR perusahaan tidak dinyatakan
e.       Kestabilan usaha diimbangi dengan pemakaian bahan baku yang didapat dari warga sekitar.
7.      Pemasaran
a.       Pengamatan terhadap produk akhir
b.      Bagaimana pemasaran dilakukan?
c.       Sistem penjualan agar produk sampai ketangan konsumen?
d.      Apakah memiliki sistem distribusi sendiri atau melalui agen?
e.       Bagaimana cara mengenalkan produk baru kepada konsumen agar konsumen tertarik, jika ada
 Menjawab persoalan nomor tujuh
a.       Pengamatan produk dilakukan ketika pckaging (pengemasan)
b.      Pemasarn dilakukan dengan menawarkan ke pasien-pasien yang di rumah sakit atau kerabat dan tetangga
c.       Sistem penjualan melayani pemesanan dan penyediaan di outlet seperti soto Sholeh
d.      Sistem pemasaran memiliki agen seperti penitipan di warung Soto Sholeh
e.       Pengenalan produk dengan cara mencantumkan nama-nama besar yang ikut andil dalam produksi oobat herbal. Seperti mencantumkan UMKM UGM dan prof. Sudji Pramono.

B.       Pembahasan
Sejarah berdirinya Salama Nusantara adalah pada awal tahun 2003 di kala bangsa indonesia masih dalam kondisi krisis ekonomi yang berdampak kepada kehidupan masyarakat luas, khususnya pada keluarga (Drs. HM Maryono) selaku pegawai negeri PNS (saat itu), terpanggillah Pak Maryono secara nurani untuk bisa hidup secara layak dengan mencari nilai tambah usaha kecil kecilan/home industri. Pada waktu itu Pak Maryono mencoba berbagai macam usaha mulai dari jual beli alat-alat elektronik dan kendaraan bermotor, meracik kopi sampai akhirnya meracik jamu.
Berbekal dari sebuah buku yang Pak Maryono dapatkan dari seorang teman, buku berjudul “Budidaya Mahkota Dewa” maka Pak Maryono mencoba meracik buah mahkota dewa, ditambah benalu teh dan teh hijau menjadi minuman kesehatan Teh Mahkota Dewa. Hasilnya pun banyak yang melapor kan dari teman-teman yang mengkonsumsi ramuan tersebut sangat manjur dan bisa menyehatkan mereka. Dari situlah kemudian berkembang dan mulai menembus pasaran lokal, nasional maupun internasional dan Pak Maryono pun memutuskan untuk mengundurkan diri jadi PNS agar bisa fokus pada usaha jamu tradisional ini.
Tanggal 20 April 2004 secara resmi berdirilah Industri Obat Tradisional dengan nama “SALAMA NUSANTARA”. Dan telah mendapatkan ijin resmi dari Balai POM, Halal MUI, dan Dinas Kesehatan serta diawasi oleh Apoteker dari UGM.
Dari diskusi yang dilakukan bersama p
Pak Maryono selaku pemilik PT. Salama Nusantara kemarin yaitu menceritakan profil industri itu sendiri, kemudian tentang usaha pengembangan produk yang dilakukan. Pengembangan produk dilakukan dengan menciptakan produk baru menggunakan bahan baku seperti temulawak, jahe merah, kunir putih, secang dan masih banyak yang lain nya yang merupakan tanaman obat.
Bahan baku yang ada banyak yang dipasok dari petani di sekitar tempat produksi, tutur Pak Maryono. Tapi tidak seluruhnya berasal dari petani, ada beberapa tanaman seperti mahkota dewa dan teh yang dtanam sendiri di kebun milik pak maryono, jadi ketika petani belum mengirimkan atau pasokan bahan baku yang diminta masih kurang dapat ditambah dari hasil kebun milik Pak Maryono sendiri.
 Proses produksi obat herbal ini tidak terlalu sulit karena tidak menggunakan mesin-mesin besar, untuk pembuatan jamu mahkota dewa, cukup dengan mengiris mahkota dewa kemudian dikeringkan dan setelah kering langsung di kemas menggunakan plastik dan di kemas dengan kotak. Untuk produk teh hijau, hanya dengan mengoven teh hijau yang baru di ambil drai kebun setelah di oven langsung dikemas, jadi proses produksi nya juga tidak memakan anyak waktu karen atermasuk mudah dan simple.
Sumber dana untuk industri berasal dari Pak Maryono sendiri, dan ada beberapa relasi yang membantu pengembangan bisnis Pak Maryono. Meskipun begitu, Pak Maryono tetap menjalankan bisnis nya dengan mudah karena dana dihasilkan dari penjualan produk yang cukup di minati banyak orang. Yang bertanggung jawab atas semua proses mulai dari pengambilan bahan baku dan seterusnya adalah Pak MSaryono sendiri.
Hubungan industrial terjalin dengan pengadaan karyawan yang bekerja tetap dengan industri, kestabilan hubungan dengan warga sekitar juga terjaga karena ada ya penerimaan bahn baku yang didapat dari warga sekitar yang mayoritas petani yang menanam tumbuhan yang dapat dijadikan obat. Sedangkan pemasaran tidak dilakukan dengan pemasangan iklan, pemasaran hanya dilakukan dengan menawarkan kepada orang-orang yang diperkirakan sedang membutuhkan obat seperti ketika menjenguk saudara di rumah sakit, pak maryono sambil menawarkan produk herbalnya.
Dalam suatu perusahaan atau perindustrian terdapat beberapa fungsi dari perusaan atau perindustrian tersebut, antara lain seperti ada nya pengembangan produk dalam manajemen bisnis yang berfungsi untuk menganalisa bagaimana seharusnya ide menciptakan produk yang lebih bervariasi muncul agar produk itu tidak tersaingi oleh roduk yang sama tapi dengan merk yang berbeda, sehingga perusahaan itu mampu survive dan kuat dalam bersaing.
Fungsi yang kedua yaitu fungsi pengadaan bahan baku dalam manajemen. Maksudnya, disini dapat dilihat bagaimana cara memperoleh bahan baku dari produk yang akan di produksi, beserta sistem yang ada dalam usaha perolehan bahan baku tersebut. Fungsi yang ketiga yaitu ada nya proses produksi, maksudya bahan baku yang telah di dapat dari beberapa sumber di olah sehingga menjadi satu produk yang akan dipasarkan kepada konsumen anti nya. Fungsi yang selanjutnay jaitu manajemen pemasaran nya dalam industri. Maksudnya, bagaimana industri tersebut memasarkan produknya hingga sampai ke tangan konsumen.
Hubungan industrial meliputi tenaga kerja yang berperan dalam proses produksi dalam industri tersebut, disini juga mencakup perwujudan dari hasil usaha/ industri tersebut, sperti ada nya bantuan untuk perbaikan jembatan dan lain-lain. Kemudian fungsi yang terakhir yaitu fungsi pemasaran. Maksudnya, bagaimana produk yang sudah jadi dipasarkan sehingga konsumen akan lebih mudah dalam mendapatkan barang yang di inginkan. Dalam pemasaran ini juga termasuk sistem yang ada dalam proses pemasaran produk, serta bagaimana cara membuat konsumen tertarik dengan produk yang dipasarkan.
Jika di sesuaikan dengan bentuk kepemilikan bisnis yang telah dibahas adi awal praktikum acara satu, PT. Salama Nusantara yang di prakarsai oleh Bapak Maryono adalah sebuah industri menengah yang berbentuk persekutuan komanditair atau biasa disebut PT. Termasuk PT karena PT. Salama Nusantara didirikan oleh Pak Maryono atas dukungan pihak-pihak yag menjadi relasi bisnisnya, kemudian pak maryono juga tidak perlu terjun sendiri dalam pengadaan bahan baku dan proses pengolahan bahan baku sampai menjadi produk jadi, Pak Maryono memiliki sejumlah karyawan yang membantu memproduksi produknya.
Proses berbisnis tidak bisa dianggap mudah, karena dalam berbisnis selain membutuhkan skill bisnis juga memerlukan kepandaian dalam berstrategi agar usaha nya itu tidak mengalami kebangkrutan ataupun kerugian. Pemilik perusahaan juga membutuhkan pemahaman dalam membaca ranah pemasaran agar produknya tetap laku bahkan laris dipasaran, jadi perlu ada nya sistem pemasaran dan strategi pemasaran yang matang sehingga tidak terjadi pemberhentian proses produksi atau delay produksi hanya karena terjadi lambatnya proses pemasaran.
Tidak hanya itu, pengusaha atau pembisnis juga harus mampu mengikuti perkembangan bagaimana produk yang diinginkan konsumen. produsen juga harus mengerti produk yang seperti apa yang diinginkan konsumen sehingga produknya mampu menancap di benak konsumen.
Dalam pendirian PT. Salama Nusantara, Pak Maryono selaku pemilik terinspirasi oleh banyaknya tanaman yang dihasilkan bumi indonesia yang bermanfaat sebagai obat tetapi jarang atau bahkan tidak ada yang memanfaatkannya sebagai obat yang bermanfaat. Sehingga Pak Maryono berpikir mulai melanjutkan kegiatan kedua orang tua nya yang dahulu adalah penjual jamu yang diolah dari hasil tanaman yang dapat digunakan sebagai obat seperti mahkota dewa, benalu teh dan masih banyak lagi.
Dari hasil mencoba mengembangkan tanaman yang dapat digunakan sebagai obat-obatan ini Pak Maryono lebih memperbesar skala produksinya sehingga menjadi PT. Salama Nusantara yang sekarang produknya sudah banyak dipasarkan kemana-mana. Mulai dari kalangan ekonomi menengah kebawah sampai orang dengan ekonomi menengah ke atas.













BAB V
PENUTUP
.    Kesimpulan
1.      Enam fungsi perusahaan yang sudah di kemukakan pada pembahasan perlu diketahui agar perusahaan mampu survive dengan dunia persaingan antar perusahaan
2.      Pengembangan produk dalam perusahaan perlu disistematik kan agar konsumen puas dengan variasi produk yang ada
3.      Sistem pengadaan bahan baku harus lebih di perhatikan agar tidak terjadi delay akibat dari terlambatnya bahan baku yang datang
4.      Proses produksi suatu produk perlu diperhatikan agar tidak terjadi kekurangan jumlah yang diinginkan konsumen sehingga terjadi vackumnya produk dari pasaran
5.      Keuangan atau biaya yang dikeluarkan saat proses pemroduksian harus disesuaikan dengan keuntungan yang akan didapat, sehingga modal pun dapat tertutupi (balik modal)
6.      Pemasaran dalam bisnis perlu diperhatikan agar produk tidak mengalami kekalahan dalam bersaing dengan produk lain
7.      Hubungan industrial adalah yang paling penting ada dalam suatu perindustrian karena perlu ada nya jalinan komunikasi yang lancar antara pengusaha dan pekerja yang membuat produk, sehingga tidak terjadi putus komunikasi yang dapat mengakibatkan remuknya sistem yang ada dalam perusahaan.
























DAFTAR PUSTAKA
Bramanto, Giardhi Anton,2010. Peran Supply Chain Managenent Dalam Sistem Produksi-Operasi. http://ega-vampire.blogspot.com/2012/05/jurnal-6-peran-supply-chain-management.html. Diakses Pada tanggal 13 maret pukul 14:41
Dipohusodo, Istimawan, 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Kanisius. Yogyakarta
Istijanto, MM. 2007. 63 Kasus Pemasaran Terkini Indonesia. Elex Media Komputindo. Jakarta
Kroon, J. 1990. General Management. Kagito Tertiary. Cape Town